Langsung ke konten utama

Alhamdulillah



Alhamdulillah,
27 tahun yang lalu Allah menakdirkanku untuk hadir didunia
Menjadi bagian dari keluarga yang begitu hangat dan senantiasa memberiku support
Keluarga yang menjadi tempat ternyaman dalam berkeluh kesah dan berbagi kisah
Dan semoga menjadi keluarga hingga jannahNya
Aamiin

Alkisah, 23 Januari 2020
IG – sapaannya. Aku mendapat wa darinya. Dia meminta waktuku untuk berjumpa, bukan berjumpa berdua tapi bersama salah seorang sahabatnya. Kutanya perihalnya, jawabnya hanya ingin ngobrol santai tapi serius.
***
Salah seorang sahabatku (Sri) menelpon. Dia memberiku kabar bahwa IG telah menelponnya dan bertanya beberapa hal tentangku. Setelah mendengar penjelasannya, pertanyaan yang keluar dari mulutku “bagaimanami?’ jawabnya simple “kauji”.

30 Januari 2020
Aku memutuskan untuk berjumpa dengan IG. Pikirku hanya ada aku, IG dan sahabatnya, ternyata satu orang tak terduga juga ikut nimbrung 😅. Setelah bercerita kurang lebih dua jam lamanya bahas ini itu (alias basa basi😋) akhirnya IG pun mengutarakan maksudnya mengajakku berjumpa. Katanya dia ingin serius denganku, dan bermaksud untuk datang menemui orangtuaku. So sweet yak wkwkwk.
Terimakasih IG 😁

1 Februari 2020
Kuputuskan untuk mengajak IG mengobrol via telepon, kali ini yang kuajak nimbrung adalah Sri. Ada banyak pertanyaan yang ada dibenakku. Setelah merasa cukup “meng-introgasinya” akhirnya ku menyuruhnya untuk datang kerumah untuk meminta izin dan restu dari Mama.

9 Februari 2020
IG datang bertamu ke rumah. Tatapannya serius memandang Mama, bermaksud meminta izin dan restu untuk melamar putrinya dan Alhamdulillah, Mama memberinya restu sembari menitipkan beberapa pesan padanya :”)

29 Februari 2020
Keluarga IG datang untuk melamarku. Setelah beberapa menit berbincang, Mama akhirnya menerimanya. Seketika ku membayangkan berada diposisi Mama, yang dengan rela akan melapaskan putrinya kepada orang yang baru saja dikenalnya. Terimakasih ma, sudah menjadi single parent yang begitu luar biasa :")

28 Maret 2020
Alhamdulillah, usiaku kini  memasuki 27 tahun. Satu yang pasti jatah umurku semakin berkurang. Syukurku, diusiaku yang sekarang Allah telah mempertemukanku dengan seseorang yang kelak akan menjadi imamku InsyaAllah. Seseorang yang kelak akan menjadi "penentu" surga atau neraka bagiku InsyaAllah. Seseorang yang kelak akan menjadi ayah dari anak-anakku InsyaAllah.

Hari ini  kami bermaksud mengadakan acara adat Mappettuada. Qadarullah, Allah berkehendak lain. Semoga saja pandemi virus corona ini segera berlalu. Semoga Allah senantiasa memberikan kita kesehatan, perlindungan dan keselamatan dunia akhirat. Aamiin

Akhir kata, cuman pengen mohon maaf bila ada khilaf. Dan teruntuk IG, terimakasih karena telah memilih dan mengajakku untuk melaksanakan ibadah terlama dalam hidup. Semoga Allah Subhana Wa Ta’ala memudahkan dan melancarkan segala proses menuju hari H. Dan semoga Allah memberikan kesempatan untuk mengukir kisah-kisah lainnya bersama. Aamiin, Biiznillah InsyaAllah. Mohon doanya yah 😇


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mas Boy

Sumber Gambar: limakata.wordpress.com Namanya Mas Boy. Salah seorang teman akrabku semasa kuliah. Tempo hari dia bercerita tentang kisah cintanya yang kandas dengan seorang gadis yang telah dipacarinya 4 tahun lamanya. Hatinya bergejolak, merasa semuanya tak adil baginya. Hubungannya harus terhenti semenjak sang gadis berada di kota yang berbeda dengannya. Kali ini gadis itu sungguh beruntung, ia berhasil mencapai angannya di kota dimana saat ini ia berada . Tapi siapakah gerangan yang selalu menemaninya selama ini? Dialah Mas Boy. Dengan penuh perjuangan, pengorbanan dan bahkan kesetiaan, ia terus berada disisi sang gadis. Kala itu Mas Boy bertanya, “Mengapa seorang wanita sangat mudah berubah rasa?” Aku menjawabnya dengan senyum. Aku tahu persis bagaimana perasaan sang gadis itu. Dan aku juga dapat merasakan hal   yang dirasakan Mas Boy saat itu. Mungkin saja sang gadis telah menemukan kenyamanan lain. Mungkin juga ada rasa bosan yang dirasakannya terhadap hubun...

I GOT IT, S.P !!!

Hi, gaes. Genap sudah setahun lamanya tak pernah bercuap. Kali ini saya ingin berbagi cerita dalam mendapatkan gelar Sarjana Pertanian (SP), selamat membaca :)        Seperti halnya kebanyakan mahasiswa tingkat akhir pada umumnya, berjuang mendapatkan gelar bukan suatu hal yang mudah bagi saya, ada yang menganggap skripsi adalah sebuah beban puncak untuk mendapatkan gelar tapi ada pula sebaliknya menggapnya seperti tugas biasa yang harus diselesaikan. Asistensi, perbaikan, asistensi lagi, perbaikan lagi, asistensi lagi lagi, perbaikan lagi lagi dan terus menerus bergelut seperti itu hingga akhirnya mendapatkan satu kata yang begitu didambakan yakni ACC. Rajin, adalah satu kunci untuk cepat mendapatkan kata ACC. Semakin lama kita menunda untuk memperbaiki hasil asistensi kita dari dosen pembimbing semakin lama pula waktu yang kita butuhkan untuk menyelesaikan tahap ujian yang ada! Dan lawan kata dari rajin itulah dimana "hampir" seluruh mahasisw...