Sumber Gambar: limakata.wordpress.com
Namanya Mas Boy. Salah seorang teman akrabku semasa kuliah. Tempo hari dia bercerita tentang kisah cintanya yang kandas dengan seorang gadis yang telah dipacarinya 4 tahun lamanya. Hatinya bergejolak, merasa semuanya tak adil baginya. Hubungannya harus terhenti semenjak sang gadis berada di kota yang berbeda dengannya. Kali ini gadis itu sungguh beruntung, ia berhasil mencapai angannya di kota dimana saat ini ia berada. Tapi siapakah gerangan yang selalu menemaninya selama ini? Dialah Mas Boy. Dengan penuh perjuangan, pengorbanan dan bahkan kesetiaan, ia terus berada disisi sang gadis.
Kala itu Mas Boy bertanya, “Mengapa seorang wanita sangat
mudah berubah rasa?” Aku menjawabnya dengan senyum. Aku tahu persis bagaimana
perasaan sang gadis itu. Dan aku juga dapat merasakan hal yang dirasakan Mas Boy saat itu. Mungkin saja
sang gadis telah menemukan kenyamanan lain. Mungkin juga ada rasa bosan yang
dirasakannya terhadap hubungan jarak jauh yang telah memisahkan raganya. Atau
mungkin saja selama ini yang dia rasakan bukanlah cinta melainkan kagum, suka
atau semacamnya.
Raut wajahnya yang sedih tergambar dengan nyata. Rasa
sakitnya begitu dalam ia rasakan. Aku hanya bisa mendengar serentetan cerita
Mas Boy. Membiarkan letupan emosi dalam hatinya keluar hingga ia merasakan
sedikit kelegaan.
Tak lama setelah bercerita, Mas Boy kembali bertanya
padaku. “Bagaimana denganmu? Bagaimana kisahmu dengannya kemarin? Berapa lama
hubunganmu dengannya dapat bertahan? Apa yang kamu dapatkan dengan waktu pacaran
yang sesingkat itu?” Lengkap sudah seluruh
pertanyaan Mas Boy. Sebisa mungkin aku kembali menjawabnya
dengan senyuman.
Seiring berjalannya waktu aku belajar banyak hal tentang
masa laluku. Aku tidak pernah menyesal mengenal seseorang didalam perjalanan hidupku. Yang kusesali hanya hubungan yang tak seharusnya ku jalani. Hubungan yang terus mengajakku untuk terjerembab ke lubang maksiat. Hingga akhirnya aku menyadari, ada rasa takut dalam diriku untuk menjalin hubungan
yang belum diridhoi olehNya. Aku hanya menikmati setiap proses yang ada sembari belajar untuk terus memperbaiki diri.
Diakhir ceritaku bersama Mas Boy sore itu, aku menitip
pesan kepadanya. “Jodoh, rejeki dan ajal tak ada yang tahu kecuali Sang Khalik,
mas. Boleh jadi hari ini pacar mas memilih untuk meninggalkan mas, tapi siapa
tahu kedepan ia meminta kembali untuk menjalin hubungan dengan mas. Atau mungkin
juga kedepan Mas akan bertemu dengan wanita lain yang lebih baik dari pacar mas
yang kemarin. Karena lelaki yang baik akan mendapatkan wanita yang baik pula,
begitupun sebaliknya. Cobalah memantaskan diri dahulu, dan percaya Allah akan memberikan
sesuatu yang lebih indah dari apa yang mas bayangkan ”.
Setelah beberapa menit lamanya terdiam Mas Boy kembali bersuara. “Ya, kini aku tau
sesuatu yang Allah telah berikan padaku selama ini. Dan itu adalah kamu...... Ayu”, ucapnya
dengan mata berbinar dan penuh keyakinan.
TAMAT
Komentar
Posting Komentar